Kamis, 01 Februari 2018

Fire Hydrant Equipment


Hydrant merupakan sebuah terminal air untuk bantuan darurat ketika terjadi kebakaran. Hydrant berfungsi untuk mempermudah proses penanggulangan ketika musibah kebakaran terjadi. hydrant adalah fasilitas wajib bagi ruang public seperti pasar tradisional maupun modern, pertokoan, bahkan lingkungan perumahan pun harusnya memiliki fasilitas hydrant.

Hydrant dikenal bahasa
sehari-hari sebagai plug di Amerika Serikat atau sebagai johnny pump di New York, adalah perlindungan ukuran api aktif, dan sumber air yang disediakan di sebagian besar kota, daerah pinggiran kota dan pedesaan dengan layanan air kota untuk memungkinkan petugas pemadam kebakaran untuk mendapat pasokan air kota dalam membantu memadamkan api.

Konsep fire plug setidaknya pada abad ke-17. Ini adalah saat ketika petugas pemadam kebakaran menanggapi panggilan akan menggali ke listrik air kayu dan buru-buru menggali lubang untuk mengamankan air guna memadamkan kebakaran. Air akan mengisi lubang menciptakan sebuah sumur sementara, dan akan diangkut dari sumur ke api oleh brigade ember atau, kemudian, dengan dipompa. Lubang-lubang yang kemudian terpasang dengan sumbat, biasanya redwood, yang dari waktu ke waktu kemudian dikenal sebagai Fire Plug. Lokasi steker sering dicatat atau ditandai sehingga bisa digunakan kembali dalam kebakaran mendatang. Ini adalah sumber dari fire plug istilah sehari-hari masih digunakan untuk fire hydrant hari ini. Setelah Kebakaran Besar London pada tahun 1666, kota dipasang jalur air dengan lubang dibor pada interval, dilengkapi dengan anak tangga, memungkinkan jalur akses untuk fire plug dari permukaan jalan.

Penemuan Hydrant Pillar biasanya dikreditkan ke Frederick Graff Sr, Chief Engineer dari Water Works Philadelphia sekitar tahun 1801. Itu kombinasi selang / keran stopkontak dan desain “wet barrel” dengan katup di atas. Dikatakan bahwa Graff memegang paten pertama untuk hydrant, tetapi hal ini tidak dapat diverifikasi karena kantor paten di Washington DC terbakar pada tahun 1836 menghancurkan catatan banyak paten dari periode dalam proses.
Jenis fire hydrant equipment diantaranya adalah:
pillar
Tersedia dalam tiga model yaitu:
  • Hydrant Pillar Model One Way, yaitu memiliki satu lobang saluaran air;
  • Hydrant Pillar Model Two Way, yaitu memiliki dua lobang saluran air; dan
  • Hydrant Pillar Model Three Way yaitu memiliki  tiga lubang saluran air.
Box
Hydrant Box Type A1, A2 dan B biasa digunakan untuk di dalam ruangan dan Hydrant untuk Type C digunakan untuk diluar ruangan.
Spareparts
  • Hydrant valve, yaitu alat yang berfungsi mengatur (membuka/ menutup) jalur air;
  • hose rack dengan ukuran size 1,5” dan 2,5”;
  • Pillar Hydrant keys, Lock (Kunci);
  • branch pipe jet nozzle dengan size 1,5” dan 2,5”;
  • spray nozzle Size 1,5” dan 2,5”;
  • Fire Hose + Coupling dengan size 1,5”x20m, 1,5”x30m, 2,5”x20m dan 2,5”x30m; dan
  • Siemese Connection dengan type S7 dan S11
Fire alarm system
Fire Alarm System berfungsi untuk memberikan tanda bahaya (alert) bila terjadi potensi kebakaran dan kebocoran gas dengan mendeteksi adanya asap yang bergumpal (smoke detector), temperatur yang tinggi (heat detector), dan adanya gas yang beracun/ berbahaya (gas detector).
Sistem alarm kebakaran (Fire Alarm) adalah merupakan suatu sistem wajib dimiliki oleh perkantoran, gedung bertingkat maupun area publik lainnya yang dimana system ini adalah sebagai indikator awal dari terjadinya kebakaran. Dengan menggunakan sistem ini diharap dapat mencegah kebakaran yang dapat menghilangkan asset baik materi maupun nyawa seseorang dengan mengetahui potensi bahaya kebakaran sejak dini. Sistem ini di bagi menjadi tiga jenis yakni :
  • Conventional system;
  • Semi addressable system;
  • Full addressable system.
Fire alarm panel
Fire alarm panel adalah perangkat elektronik yang memancarkan sinyal alarm jika terjadi kebakaran. Perangkat ini tersedia dalam 2 jenis:

Conventional: Setiap perangkat dikelompokkan dalam zona / kelompok.
  • RP-2001E (for Deluge System);
  • RP-2002E (for Suppression System);
  • SFP-2402E;
  • SFP-2404E;
  • SFP-5UDE; dan
  • SFP-10UDE
Addressable: Setiap perangkat memiliki identifikasi sendiri / alamat.
  • NFS-320E;
  • NFS2-640E; dan
  • NFS2-3030E
Fire Alarm Detector
Kidde smoke detector
Tingkat Suhu: Berkala mendeteksi kenaikan suhu pada kisaran suhu tertentu dan jangka waktu tertentu. Prinsip kerja sensor yang akan memancarkan sinyal alarm setelah mendeteksi tingkat kenaikan suhu mencapai nilai yang ditetapkan, misalnya 8o C / menit. Suhu Tetap. Mendeteksi kenaikan suhu setelah suhu mencapai suhu preset, misalnya 57o C atau 90o C. Prinsipnya bahwa sensor akan memancarkan sinyal alarm setelah mendeteksi kenaikan nilai suhu yang ditetapkan tercapai.
flame detector
Detektor bereaksi terhadap kedua sinar radiasi yaitu UV dan radiasi api IR memberikan pemantauan kebakaran yang akurat dan dapat diandalkan, namun kebal terhadap arc welding, radiasi panas suhu tubuh, petir atau sinar matahari.
HSSD (High Sensitivity Smoke Detector)
Ribuan kali lebih sensitif daripada detektor asap konvensional. Dirancang untuk fasilitas penting, seperti:
museum, penyimpanan catatan, perpustakaan buku langka, kamar kontrol proses, pusat pengolahan data, gudang, kubah transformator, kandang motor dan peralatan pembangkit listrik, ruang komputer.

HSSD ini Aktif versus pasif deteksi. Alarm akan mengalami sedikit gangguan sedikit jika kurang pemeliharaan. Dan merupakan sebuah bagian integral dari perlindungan kebakaran yang baik.
Fire Alarm Sounder
  • Bell, yaitu Low current, high decibel notification, Memberikan nada resonan yang keras, Instalasi Sederhana come pre-wired untuk mengurangi waktu di design untuk digunakan dengan pengawasan sirkuit.
  • Bell adalah peralatan untuk digunakan dalam sistem kebakaran dan pencurian atau aplikasi sinyal lainnya.\
  • Horn – 103dB, Explosion Proof, High Output, yaitu alat Relatif ringan, flameproof horns  telah dirancang dengan rating tinggi untuk mengatasi cuaca dengan kondisi lingkungan yang keras ditemukan lepas pantai dan daratan di industri minyak, gas dan petrokimia.
  • Alat ini memungkinkan DB1P dan DB1HP harus diaktifkan antara dua nada yang dipilih dengan baik dalam membalikkan polaritas pasokan, atau menghubungkan pasokan tegangan kedua. Output tinggi DB1 HP sangat cocok untuk lingkungan yang bising.
  • Horn Strobe, yaitu akan ditransfer sebagai alat pemberitahuan sinyal primer dan sesuai dengan Disabilities Act persyaratan untuk peralatan sinyal, berkedip pada 1Hz atas rentang tegangan seluruh strobo operasi. Lampu strobo terdiri dari tabung xenon flash dan lensa terkait / reflektor sistem, strobo harus didukung secara independen dan lebih sehat.
  • Horn harus memiliki kemampuan mendengar tiga pilihan dan pilihan untuk beralih di antara tiga pola-temporal dan non-temporal (kontinu) pola. Horn pada model Horn strobe akan beroperasi pada power supply kode atau non-kode. Horn strobo harus terdaftar untuk UL 1971 dan UL 464 dan harus disetujui untuk layanan pelindung api.

Sistem Pemadam Kebakaran Pada Gedung
Di Jakarta, ibukota Indonesia sudah banyak gedung tinggi, mall dan apartemen. Setiap bangunan yang didirikan pasti memiliki izin pembangunan dan sertifikasi keamanan. Salah satu sertifikasi keamanan yang di perlukan yaitu tentang sistem proteksi kebakaran.
Suatu bangunan gedung memiliki potensi terjadinya kebakaran. Terlebih lagi jika bangunan tersebut terbuat dari material yang mudah terbakar atau digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008 tentang persyaratan sistem pengamanan kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan dijelaskan bahwa:
Pengelolaan sistem pencegahan kebakaran adalah upaya mencegah terjadinya musibah kebakaran atau meluasnya area kebakaran ke ruangan lain, atau upaya pencegahanya meluasnya kebakaran ke gedung atau bangunan lainnya.
Gedung perkantoran, apartemen, gedung kantor bahkan mall pasti mempunyai sistem proteksi kebakaran tersediri. Manfaat utama sistem pemadam kebakaran adalah untuk pencegahan serta perlindungan terhadap kebakaran. Mencegah kebakaran pada gedung dapat dilakukan dengan dua cara yaitu..
Fire Sytem Security
Langkah pertama adalah melengkapi bangunan dengan Fire Security System seperti peralatan pemadam kebakaran yang lengkap yang dapat bekerja secara otomatis seperti:
Detector Api,
Sprinkle,
Alarm Asap,
 Ataupun secara manual seperti :
Fire Hydrant
Fire Extinguisher atau Alat Pemadam Api
Fire Alarm Button
Fire Axe 


 Rancangan Bangunan

Langkah kedua yang dapat dilakukan melalui sistem perancangan bangunan yaitu sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilakukan melalui komponen bangunan dari segi arsitektur dan struktur bangunan. Seperti:

Logo Emergency Exit
Emergency Exit Logo
Memisahkan jarak antara barang-barang yang mempunyai resiko kebakaran yang tinggi.
Memasang Fire Profing untuk struktur bangunan.
Merancang Explotion-proof atau alat anti peledak pada produk elektrik di daerah beresiko terbakar . Membuat Emergency Exit yang dapat digunakan saat keadaan darurat.
Gedung haruslah diproteksi melalui penyediaan sarana dan prasarana proteksi kebakaran dan kesiagaan maupun kesiapan pengelola, penghuni atau penyewa bangunan dalam mengantisipasi dan mengatasi kebakaran.
Kedua langkah tersebut harus telah direncanakan pada saat proses desain atau rancangan bangunan pada saat awal pembangunan. Selain dari proteksi kebakaran, biasanya gedun pun di tingkatkan keamanannya dengan sistem intergrasi CCTV dan Brankas untuk memaksimalkan tingkat keamanan pada gedung itu sendiri.
Sistem Sprinkler dan Hydrant
Sistem distribusi air pemadam kebakaran diambil dari groundtank / reservoir menggunakan pompa Fire Main Pump, Diesel Fire Pump dan Jocky Pump. Sistem instalasi pipa kebakaran ini bisa tersendiri [ main pump hydrant dan main pump sprinkler ] atau bisa menjadi satu dengan melalui pipa header [ fire main pump, diesel fire pump dan jocky pump ] dan instalasi ini terhubung dengan pressure tank , pada pressure tank terpasang pressure swicth yang digunakan untuk mengoperasikan pompa secara otomatis dan di-set sesuai dengan tekanan [ standat instalasi pipa gedung ] kemudian pipa header dibagi menjadi dua instalasi pipa yaitu pipa hydrant [warna merah] dan pipa sprinkler [warna orange].

1.Pipa Sprinkler

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY-MTFOIsWY-jHKVzwV-_UZIA8hMOMiR1QXckILJnJeumjpUnUJUiPXDuhibx4VzptZGBrY1_inx1aNbX0u2os1KZS4DEuoPeh-GNVJUszb-Q49S93mrX1BlDCNPP95a2-3lWGtCoFJck/s1600/1.png
Instalasi pipa ini berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara otomatis disetiap ruangan melalui head sprinkler , pipa sprinkler dipasang pada setiap lantai [dalam flapon] dengan jarak antara 3 sampai 5 meter , bila terjadi kebakaran pada salah satu lantai maka panas api dari titik kebakaran akan memecahkan head sprinkler.

2.Pipa Hydrant

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh06W95dVsCd4h8Yq5U5cl68fzoHEaCxrBmYbfMY6d1dFIrc-gowGPCdNncH1xSs47Q8jhMVwnb33KwuQucCs2Nse3-Y68OMUx5tpRE6iufY0pA3Hn7yMrmGogTPopxmoxiMRQ6l9w6NKQ/s200/2.png
Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi kebakaran secara manual dengan menggunakan hydrant box , hydrant box ini tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat.

Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang alat bantu control manual call point, alarm bell serta indicating lamp dan untuk diluar gedung [ area taman / parkir ] terpasang hydrant pillar serta hose reel cabinet. 

3.Jocky Fire Pump 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqb-cWUn5NVqSfCT3Lqs8zu2HlPwdZsgtUsCgYKRXlaCAyhu4E8i6BZyZkJ52jiYEl3bHMx7PX8REotT0XkL_s9kpgTj9wWTLSxR778qgiVUMAh7NwQaIGxd-W8Z0kxNIZ-onlNea4nUs/s200/3.png
Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank. 

4.Main Fire Pump
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg43BPCvMxC8tDLdOYr-QQlkI_PTTSA5BKKN4WUla0rLD8-XSaMCSay0mqUnCQhkxw3zDjVOZNyPM7OQxDiZEO211ijxFT44P0bAqO_O4ficbTi0ANrU6nvHWCMWwCoYlDTRYUrr_5lD8I/s1600/4.png


Digunakan sebagai pompa utama , bila tekanan / pressure tank turun setelah jocky pump tidak sanggup lagi mengatasi [ jocky pump akan mati sesuai dengan setting pressure tank ] maka main pump akan bekerja. 

5.Diesel Fire Pump

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6edWEdp94gIlI0D5P8ocR-8SysHZ3RjtfNWu9RMR3GRxBphKtc3Ocyv9PADwCGhup9CcPaR_lEnEfFWQKdZJKl5QH_g_XQWoHb_wJBXJ969mtnK1PwttOTNhWOLVIepa6m-kVmHRURWo/s200/5.png

Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakkan atau gagal operasional [listrik padam] dan pompa main pump serta jocky pump berhenti bekerja mensupply air maka diesel fire pump akan melakukan start secara otomatis berdasarkan pressure swicth . Bekerjanya diesel fire pump secara otomatis menggunakan panel diesel stater, panel ini juga melakukan pengisian accu/me-charger accu dan dapat bekerja secara manual dengan kunci stater pada diesel tersebut . Untuk perawatan pada diesel fire pump ini dilakukan pemanasan setiap minggu [2xpemanasan] ,sebelum dilakukan pemanasan diesel dilakukan pemeriksaan pada accu, pendingin air [air radiator] dan peng-checkkan pada pelumas mesin [oli mesin]. 

6.Siemense Conection
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZi844-VDeVgAzr7Xzx2qbr-CLC-rEZZcT5kzfdZpyZfWDbMGUmYxbaoVIea-dSuuVcH1jjFwPAgPgxRebZxew_5CNHPCMS0vCG5Dtpb7Sz5cKu4vKU6nLvQpN5W5D8rwooqs8S8bUMcM/s200/6.png
Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa [diesel fire pump, fire main pump dan jocky pump] tidak bisa di operasional / gagal bekerja pmaka dilakukan pengisian air kedalam jaringan pipa dari mobil pemadam kebakaran/ pompa cadangan lain untuk menggantikan fungsi peralatan yang ada dalam keadaan emergency , siemese conection dipasang pada instalasi pipa sprinkler dan hydrant. 

7.Sistem Fire Alarm

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLTWiMM9jypeEbBkAn3FB-4ov-Ku0FJOtFsd1Q8prtXF7p8ZE1QqrgJwGSomBSvlzyClp43S6IX2TqndpNBWeZw2vBaU2dfEMCZKdunJqHvwzSyMRW9Rw5UhGIAaW2pSlmE4jXoOHqrTs/s200/7.png


Fire alarm adalah merupakan sistem untuk membantu pemilik gedung untuk mengetahui secepatnya suatu sumber kebakaran , sehingga sebelum api menjadi besar pemilik gedung sudah dapat mengambil tindakan pemadaman.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWUmV71aM6-bwhhLXc-vFQO23NCAqBGBm11UbrClstL36tgfXr6WXDsUz9IyGldLswGoOtYqIPtZJO5XhVrxJJdC_6d9l6NK6eLVSyrUbWP8Z6KIBro78yaSPX9TQ6782zlqrJgn4SiKI/s1600/8.png


Sistem ini memakai panel kontrol [ MCFA ] yang biasanya dikontrol dari ruang teknik dan panel Annuciator [panel kontrol tambahan] di pasang di ruang posko security agar petugas keamanan juga bisa cepat mengetahui lokasi kebakaran pada setiap lantai
Sistem Hydrant
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCwiyP6J9Tb7Ixdi5wnSqOGXe0LTa4tiVlfxUvygUTfs1TYiDro0St1-FicgGePqR7jNYF-MPeeEX7y8SJX6Dh4cP4Fnwa2rUa8T5nQVazE7GfGAH5vQLOPvFEMzCWkAw6HZRj6UkT5pk/s400/hydrant.jpg

Hydrant adalah sistem pemadam api yang menggunakan media air, secara sistemnya tidak berbeda dengan sistem pompa air yang ada dirumah, dimana terdiri atas:
  1. Tempat penyimpanan air (Reservoir)
  2. Sistem distribusi
  3. Sistem pompa hydrant
Berikut akan dijelaskan masing-masing dari system tersebut:
  1. Tempat penyimpanan air (Reservoir)
Reservoir merupakan tempat penampungan air yang akan digunakan dalam proses pemadaman kebakaran. Biasanya reservoir ini berbentuk satu tanki ataupun beberapa tangki yang terhubung satu dengan yang lainnya. Reservoir ini bisa berada di atas tanah maupun dalam tanah. Dan harus dibuat sedemikian rupa hingga dapat menampung air untuk supply air hydrant selama minimal 30 menit penggunaan hydrant dengan kapasitas minimum pompa 500 galon per menit. Selain itu reservoir juga harus dilengkapi dengan mekanisme pengisian kembali dari sumber-sumber air yang dapat diandalkan untuk menjaga level air yang tersedia dalam reservoir. Mekanisme pengisian reservoir ini terdiri dari sistem pompa yang dihubungan dengan sumber air yang dapat diandalkan misalnya dengan air tanah, air sungai, dll.
  1. Sistem Distribusi
Untuk mendukung proses dan sistem kerja hydrant, diperlukan sistem distribusi yang menggunakan pipa untuk menghubungkan sumber air hingga ke titik selang hydrant. Dalam perancangan jaringan pipa hydrant, yang terbaik adalah menggunakan system jaringan interkoneksi tertutup contohnya sistem ring atau O. Sistem ini memberikan beberapa keunggulan, contohnya adalah sebagai berikut:
    • Air tetap dapat didistribusikan ke titik hydrant walaupun salah satu area pipa mengalami kerusakan.
    • Semburan air hydrant lebih stabil, meskipun seluruh titik hydrant dibuka.

Sistem pipa utama (primary feeders) dari hydarant biasanya berukuran 12-16 inch. Pipa sambungan ke dua (secondary feeders) biasanya berukuran 8-12 inch. Sedangkan untuk cabang pipa biasanya berukuran 4.5-6 inch. Pada ujung pipa hydrant tersambung dengan pilar hydrant. Disamping pilar hydrant terpasang box yang digunakan untuk menyimpan selang hydrant (hose). Selang ini terbuat dari bahan kanvas yang panjangnya berkisar 20-30 meter.
Untuk mendukung supply air hydrant, dibuatlah suatu sambungan pipa yang berinterkoneksi dengan sistem pipa hydrant yang disebut sambungan Siamese. Sambungan ini terdiri dari satu / dua sambungan pipa yang fungsinya adalah untuk memberikan supply air tambahan pada sistem hydrant. Sambungan ini sangat berguna bagi petugas pemadam kebakaran untuk memberikan supply air tambahan melalui mobil pemadam kebakaran atau sistem pilar hydrant umum.
  1. Sistem pompa hydrant
Sistem ini terdiri atas panel kontrol pompa, motor penggerak, dan unit pompa. Pompa dikontrol melalui sistem panel kontrol, sehingga dapat menghidupkan serta mematikan keseluruhan system dan juga untuk mengetahui status dan kondisi pompa. Motor penggerak pompa merupakan sistem mekanik elektrik yang mengaktifkan pompa untuk menyedot dan menyemburkan air.
Unit pompa untuk hydrant biasanya terdiri dari:
    • Pompa Generator
Digunakan sebagai sumber tenaga cadangan pada saat listrik mati
    • Pompa Utama
Digunakan sebagai penggerak utama untuk menyedot air dari sumber ke titik hydrant
    • Pompa Jockey
Digunakan untuk mempertahankan tekanan air pada sistem hydrant


Sistem Sprinkler
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoT_OYVy1xfUViWyKwCYX4LDiC_7N2pd5eBreG1VgmBrTAkzStuPIcokzWUjayQvDwAg-GxzXzELXGlDknGH4LY7YPxwpln-gpLiOodWLWAxnwyNgpTSjZBR9zm3aHPO7ivugydcU00lg/s200/springkler.png

Sistem Pada Sprinkler :

1. Wet Riser System :
Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air bertekanan dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap

 2. Dry Riser System :
 Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisikan air bertekanan, peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis jika instalasi fire alarm memerintahkannya.

- Pada umumnya gedung bertingkat menggunakan sistim Wet Riser.
- Pada sistem dilengkapi Fire Brigade Connection yang diletakkan diluar bangunan.

PERALATAN UTAMA DAN FUNGSI

1. Pompa kebakaran terdiri dari Electric Pump, Diesel Pump & Jockey Pump.

 - Apabila tekanan didalam pipa menurun, maka secara otomatis Jockey pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa.
 -  Jika tekanan terus menurun (misal glass bulb pada kepala sprinkler pecah) maka pompa kebakaran utama akan bekerja dan otomatis pompa jockey berhenti.
-  Apabila pompa kebakaran utama gagal bekerja setelah 10 detik, kemudian pompa cadangan Diesel secara otomatis akan bekerja.
 -  Jika kedua pompa tersebut gagal bekerja, alarm akan segera berbunyi dengan nada yang berbeda dengan bunyi alarm sistim, untuk memberi tahukan kepada operator akan adanya gangguan.
-   Sistim bekerja pompa Fire Hydrant adalah “Start otomatis” dan “Mati secara Manual”.
-  Pada saat pompa kebakaran utama bekerja, wet alarm valve akan terbuka dan segera membunyikan alarm gong. Aliran didalam pipa cabang akan memberi indikasi pada flow switch yang terpasang pada setiap cabang & dikirim ke panel fire alarm untuk membunyikan alarm pada lantai bersangkutan.
2. Pressure Switch : Alat kontrak yang bekerja akibat perubahan tekanan.
3. Manometer : Alat untuk membaca tekanan
4. Time delay relay : Alat relay yang bekerja berdasarkan seting waktu yang sudah ditentukan.

5. Safety valve : Alat pelepas tekanan lebih

6. Pressure Reducing Valve : Alat pembatas tekanan

7. Kepala Sprinkler (Head Sprinkler) : Alat pemancar air yang bekerja setelah pecahnya bulb akibat panas yang ditimbulkan oleh kebakaran. Ukuran kepala sprinker 15 mm, kepadatan pancaran 5 mm/mnt, area kerja maks. 144 m2, laju aliran 725 lt/mnt dan setiap katup kendali jumlah maks. adalah 1.000 buah kepala sprinkler.

Hingga saat ini Sprinkler masih diperlukan pada bangunan gedung, karena sistem sprinkler otomatik telah terbukti paling efektif dalam memadamkan kebakaran. Namun sangat disayangkan jika masih banyak stakeholders (pemilik, bahkan konsultan dan instansi berwenang) menganggap bahwa sprinkler tidak efektif dan memakan biaya besar, sehingga menggantinya dengan sistem lain.

Sistem sprinkler otomatik adalah adalah kombinasi dari deteksi panas dan pemadaman, ia bekerja secara otomatik penuh tanpa bantuan orang atau sistem lain. Sehingga system ini merupakan sistem penanggulangan/ pemadaman kebakaran yang paling efektif dibandingkan dengan sistem hidran dan lainnya. Sebuah studi di Australia & New Zealand memberikan angka keberhasilan mencapai 99% (Marryat, 1988).

Studi lain di USA (NFPA, 2001) menyimpulkan bahwa sprinkler mampu membatasi kebakaran pada area of origin pada tingkat 90% dibanding tanpa sprinkler yang hanya 70%. Semua building code di dunia mempersyaratkan proteksi sprinkler di bangunan tinggi, bahkan sekarang di USA sudah mulai digalakkan sprinkler untuk residensial tunggal dengan ketinggian satu sampai dua tingkat.

Fenomena kebakaran adalah sedemikian sehingga bila dalam waktu 5 menit kebakaran tidak dapat dikendalikan atau dipadamkan pada area of origin, maka kemungkinan besar kebakaran akan menyebar ke seluruh lantai dan bangunan. Sementara itu waktu tanggap sprinkler adalah waktu yang diperlukan untuk mengendalikan atau memadamkan kebakaran secara otomatik. Banyak kejadian dilaporkan bahwa ketika petugas pemadam tiba di tempat, api telah padam oleh sprinkler (NFPA Journal).

Sistem deteksi dan alarm tidak berfungsi sebagai alat pengendali/ pemadam, namun lebih berfungsi sebagai pemberi peringatan pada penghuni bangunan agar segera menyelamatkan diri. Sedangkan regu pemadam yang menggunakan APAR (fire extinguisher) dan hidran belum dapat menggantikan sprinkler karena masih dipengaruhi oleh faktor manusia (terutama waktu tanggap dan human error).

Komponen biaya paling besar dari sistem sprinkler adalah pompa kebakaran dan panelnya, pemipaan berikut katupnya, serta sering digunakannya katup kontrol tekanan (PRV) dalam rancangan secara indiskriminatif. Penggunaan PRV ini dapat dihindari dengan sistem zona, di mana tekanan kerja setiap zona adalah maksimum 175 psi (12 bar), yaitu sama dengan tekanan kerja maksimum kepala sprinkler.

Justru PRV dipersyaratkan digunakan di sistem hidran bila tekanan pada kotak hidran bangunan melebihi 6,9 bar (SNI 03-1745-2000). Selain itu, sistem sprinkler otomatik boleh dikombinasikan dengan sistem pipa tegak atau slang (hidran) dengan menggunakan hanya satu set pompa kebakaran untuk keduanya sprinkler dan hidran (SNI 03-1745-2000).

Bila bangunan telah diproteksi oleh sprinkler, maka persyaratan lain seperti ketahanan api, kompartemen, dan sistem deteksi serta alarm menjadi lebih ringan (NFPA 101). Misalnya untuk kelas hunian apartemen, ketahanan api dinding apartemen boleh 1 jam atau bahkan 4 jam. Serta deteksi boleh hanya memakai detektor asap (kecuali untuk ruang tertentu yang karena fungsinya harus menggunakan detektor panas). Dengan demikian sesungguhnya sistem sprinkler tidak memakan biaya besar dari total nilai proyek keseluruhan.
Konsep fire safety di bangunan menurut pendekatan sistemik (NFPA 550) terbagi menjadi 2 bagian utama yaitu (a) Pencegahan penyalaan, dan (b) Pengelolaan pengaruh kuat (impact) kebakaran. Pencegahan termasuk pengendalian sumber panas-energi, pengendalian interaksi sumber-bahan bakar, dan pengendalian bahan bakar. Atau dengan kata lain berarti fire safety housekeeping, dan sistem proteksi pasif atau kompartemenisasi.
Kota-kota besar di USA seperti Los Angeles dan New York, yang sebelumnya hanya mengandalkan sistem proteksi pasif atau kompartemenisasi dan sistem deteksi dan alarm serta sistem hidran, sekarang mempersyaratkan proteksi dengan menggunakan sprinkler. Di Singapore memang sprinkler merupakan opsi untuk bangunan hunian apartemen, akan tetapi komponen utama sistemnya tetap dipasang (pompa kombinasi dengan pompa hidran, dan pipa tegak serta pipa cabang utama), kecuali pipa cabang akhir dan kepala sprinkler yang merupakan opsi dan masih ada persyaratan lainnya yang harus dipenuhi.
Prinsip kerja sprinkler memanfaatkan teori kebakaran kompartemen (SFPE Handbook of Fire Protection Engineering, 3rd Edition, 2002). Kebakaran di lantai akan membuat asap dan udara ruangan terikutkan mengapung ke atas yang dinamakan plume. Bila plume membentur langit-langit, maka terjadi aliran udara panas secara radial pada atau dekat dengan langit-langit. Aliran udara panas ini dinamakan ceiling jet dan terjadi pada ketebalan maksimum 30 cm dari langit-langit.

Bila ceiling jet mengenai kepala sprinkler maka terjadi perpindahan kalor secara konvektif dari ceiling jet ke elemen sensor panas sprinkler (fusible link atau glass bulb) yang menyebabkan temperaturnya akan naik dari sebelumnya sama dengan temperatur ruangan. Elemen sensor panas ini mempunyai temperatur kerja nominal yang bermacam-macam dari 57°C s/d 343°C, dapat diplih tergantung dari rancangan bahaya kebakaran huniannya.
Kepala sprinkler akan beroperasi bila temperatur elemen sensor panasnya telah naik mencapai temperatur kerja nominalnya. Untuk hunian apartemen, umumnya digunakan temperatur nominal 57°C atau 68°C. Prinsip operasi sprinkler ini sama persis dengan prinsip operasi detektor panas lain seperti yang digunakan dalam sistem deteksi dan alarm. Oleh karena itu, bila bangunan telah diproteksi oleh sprinkler maka tidak perlu lagi dilengkapi dengan detektor panas dan hanya perlu dilengkapi dengan detektor asap.
Bila kebakaran terus terjadi, maka di dalam ruangan/ kompartemen akan terbentuk 2 lapisan yaitu, (a) lapisan asap di atas, dan (b) lapisan relatif bebas asap di bawahnya. Temperatur dan ketebalan lapisan asap akan naik dan terus bertambah selama terjadi kebakaran. Sedangkan temperatur lapisan bebas asap di bawahnya relatif sama dengan temperatur ruangan.
Pada saat sprinkler beroperasi, temperatur ruangan (bukan temperatur nyala api) relatif tidak berubah atau kenaikannya tidak besar, kecuali terjadi kegagalan sistem sprinkler sehingga kebakaran tidak padam dan lapisan asap akan terus turun ke lantai. Hal ini dapat diprediksikan dengan program simulasi kebakaran di kompartemen (Program CFAST dan ASET).
Meskipun persentase kegagalan sprinkler adalah sangat kecil dibanding keberhasilannya, sprinkler dapat gagal terutama karena sebab-sebab berikut, pertama, kesalahan rancangan, sistem sprinkler haras dirancang sesuai dengan tingkat resiko bahaya kebakaran bangunan. Misalnya bangunan dengan hunian apartemen di atas dan paserba di podium, mempunyai risiko bahaya yang berbeda, dengan demikian rancangan densitasnya pun berbeda.
Kedua, kesalahan instalasi, pengawasan pelaksanaan di lapangan kuang, misalnya posisi kepala sprinkler terhadap langit-langit dan rintangan (kolom dan balok struktur) tidak memenuhi persyaratan instalasi sehingga sangat mengurangi kinerja sprinkler. Ketiga, tidak adanya program inspeksi, tes dan pemeliharaan berkala yang sesuai standar (NFPA 25), mengakibatkan sistem tidak beroperasi saat diperlukan bila terjadi kebakaran.
Dan keempat, ciri-ciri bangunan seperti arsitektur terbuka sehingga lantai terbuka ke udara luar, dan kompartemen yang tidak mempunyai ketahanan api (dari bahan mudah terbakar kayu dan lain-lain). Ciri-ciri tersebut mempengaruhi kinerja sistem sprinkler.
Springkler merupakan sistem yang digunakan untuk memadamkan kebakaran pada sebuah bangunan. Springkler akan secara otomatis menyala bila ada kebakaran yang terjadi.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sistem fire sprinkler :
• Jenis sistem dan fungsi bahaya kebakaran
• Perhitungan hidrolik tiap jenis hunian (bahaya kebakaran ringan Q=225 l/min, p=2.2 kg/cm2; bahaya kebakaran sedang Q=375 – 1100 l/min, p=1.0 – 1.7 kg/cm2; bahaya kebakaran berat Q=2300 – 4550 l/min, p=1.8 – 7.3 kg/cm2).
• Kepadatan pancaran dan kerja maksimum yang diestimasi
• Sistem penyediaan air
• Penempatan dan letak kepala sprinkler
• Jenis kepala sprinkler (57 0C-jingga, 68 0C-merah, 79 0C-kuning, 93 0C-hijau, 141 0C-biru, 182 0C-ungu, 203/260 0C-hitam).
Sedangkan jumlah maksimum kepala sprinkler yang dapat dipasang pada satu katup kendali untuk sistem bahaya kebakaran ringan (mengingat topik yang kami analisa adalah hotel) adalah 500 buah kepala sprinkler. Perlengkapan tanda bahaya untuk sistem sprinkler harus terdiri dari katup kendali tanda bahaya (alarm control valve) atau alat deteksi aliran (flow switch) yang dibenarkan dengan perlengkapan yang diperlukan untuk memberikan suatu isyarat tanda bahaya.

KLASIFIKASI SPRINKLER

Sistem sprinkler terdiri dari 3 klasifikasi sesuai dengan klasifikasi hunian bahaya kebakaran, yaitu :
1. Sistem bahaya kebakaran ringan
Kepadatan pancaran yang direncanakan 2.25 mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan : 84 m2, adapun jenis hunian kebakaran ringan antara lain seperti bangunan perkantoran, perumahan, pendidikan, perhotelan, rumah sakit dan lain-lain.


2. Sistem bahaya kebakaran sedang
Kepadatan pancaran yang direncanakan 5 mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan : 72 – 360 m2, sedangkan yang termasuk jenis hunian kebakaran ini adalah : industri ringan seperti : pabrik susu, elektronika, pengalengan, tekstil, rokok, keremik, pengolahan logam, bengkel mobil dan lain-lain.

3. Sistem bahaya kebakaran berat
Untuk proses industri kepadatan pancaran yang direncanakan 7.5 – 12.5 mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan adalah 260 m2, sedangkan bahaya pada gudang penimbunan tinggi kepadatan yang direncanakan 7.5 – 30 mm/menit. Daerah kerja maksimum yang diperkirakan 260 – 300 m2 dengan kepadatan pancaran yang direncanakan untuk bahaya pada gedung penimbunan tinggi tergantung pada sifat bahaya barang yang disimpan, adapun yang termasuk jenis hunian kebakaran ini adalah industri berat seperti : pabrik kimia, korek api, bahan peledak, karet busa, kilang minyak, dan lain-lain.

Semua ruang dalam bangunan tersebut harus dilindungi dengan sistem sprinkler, kecuali ruang tertentu yang telah mendapat izin dari pihak yang berwenang seperti : ruang tahan api, kamar kakus, ruang panel listrik, ruangan tangga dan ruangan lain yang dibuat khusus tahan api.

JENIS SPRINKLER
#1. Antifreeze Sprinkler System (a wet system)
Sistem sprinkler pipa basah yang mempunyai sprinkler otomatis dengan sistem pemipaan yang mempunyai penyelesaian untuk mencegah pembekuan (antifreeze) dan terhubung dengan suplai air. Penyelesaian pencegahan pembekuan adalah dengan dibuangnya bersamaan dengan air saat sistem sprinkler bekerja setelah ada panas dari suatu kebakaran.

#2. Circulating Closed – Loop Sprinkler System
Sistem sprinkler pipa basah yang mempunyai anti proteksi kebakaran yang sudah terhubung ke sistem sprinkler otomatis dalam sistem susunan yang tersirkulasi (Close loop piping arrangement) dengan tujuan untuk meningkatkan pemipaan sprinkler ke air yang ada untuk pemanasan dan pendinginan dimana air terjebak atau tidak bisa dipindahkan atau digunakan dari sistem tapi hanya disirkulasi melewati sistem pemipaan.

#3. Combined Dry Pipe – Preaction Sprinkler System
Sistem sprinkler pipa basah yang dikendali dengan sistem sprinkler otomatis yang sudah terhubung ke sistem pemipaan yang mempunyai udara di bawah tekanan dengan tambahan sistem deteksi yang terpasang pada daerah yang sama dengan sistem sprinkler. Cara kerja dari sistem deteksi memanfaatkan alat trip actuator dengan katup pipa kering terbuka secara tiba-tiba tanpa kehilangan tekanan udara dalam sistem, yang juga bisa terjadi dengan cara memasang atau membuka katup udara buang di ujung dari umpan utama yang mana biasanya pembukaan dari kepala sprinkler. Sistem deteksi juga melayani secara otomatis sistem fire alarms.

#4. Deluge Sprinkler System
Sistem sprinkler yang mempunyai sprinkler sistem terbuka yang sudah terhubung pemipaan dengan suplai air lewat katup yang dibuka oleh sistem deteksi yang terpasang pada daerah yang sama dengan dengan sprinkler, ketika katup terbuka, air mengalir ke dalam sistem pemipaan dan dibuang melalui sprinkler jika terjadi kebakaran.

#5. Dry Pipe Sprinkler System
Sistem sprinkler yang mempunyai sprinkler otomatis yang sudah terhubung dengan sistem pemipaan yang terdiri dari udara atau gas nitrogen dibawah tekanan, sprinkler akan terbuka jika tekanan air ke katup terbuka yang diketahui melalui katup pipa kering lalu air mengalir ke dalam sistem pemipaan dan keluar dari sprinkler yang terbuka.

#6. Gridded Sprinkler System
Suatu sistem sprinkler yang mana mempunyai persilangan di pipa utama yang terhubung ke banyak pipa cabang. Cara kerja sistem sprinkler akan menerima air dari kedua ujung pipa cabang pada saat cabang lain membantu memindahkan air antara persilangan utama.

#7. Looped Sprinkler System
Suatu sistem sprinkler yang mana percabangan utama yang banyak secara bersama-sama untuk ditetapkan lebih dari satu jalur untuk air yang mengalir ke sistem sprinkler yang bekerja dan pipa cabang yang tidak terhubung bersama.

#8. Preaction Sprinkler System
Suatu sistem sprinkler yang dikendalikan secara otomatis dengan sistem pemipaan yang terdiri dari udara yang bertekanan dan tidak bertekanan dengan tambahan sistem deteksi yang terpasang dalam area yang sama dengan sprinkler.

#9. Wet Pipe Sprinkler System
Suatu sistem sprinkler yang dikendalikan secara otomatis dengan sistem pemipaan yang terdiri dari air yang dihubungkan ke suplai air dan air dibuang lagi secepat mungkin dari sprinkler yang terbuka akibat panas dari suatu kebakaran.

KOMPONEN SPRINKLER
(1). PIPA PADA SPRINKLER
dengan jumlah hasil perhitungan bagi pipa pembagi, maka perhitungan harus dimulai dari pipa cabang yang terdekat pada katup kendali. Jika pipa cabang atau kepala springkler tunggal disambung pada pipa pembagi dengan pipa tegak, maka pipa tegak dianggap sebagai pipa pembagi. Titik desain adalah tempat dimana dimulai perhitungan pipa pembagi dan pipa cabang. Dalam perhitungan ukuran pipa pada sistem springkler, ukuran pipa hanya boleh mengecil sejalan dengan arah pengaliran air.

(2). KEPALA SPRINKLER
Sifat-sifat aliran kepala springkler harus berupa penggunaan sebagai kepala springkler pancaran atas, atau penggunaan sebagai kepala springkler pancaran bawah, atau penggunaan sebagai kepala springkler dinding, bentuk-bentuk kepala springkler dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

(3). SISTEM PENYEDIAAN AIR
Setiap sistem springkler otomatis harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya satu jenis sistem penyediaan air yang bekerja secara otomatis, bertekanan dan berkapasitas cukup serta dapat diandalkan setiap saat. Sistem penyediaan air harus dibawah penguasaan pemilik bangunan atau diwakilkan penuh. Air yang digunakan tidak boleh mengandung serat atau bahan lain yang dapat mengganggu bekerjanya springkler, sambungan pada sistem jaringan kota dapat diterima apabila kapasitas dan tekanannya mencukupi serta tangki yang diletakkan pada ketinggian tertentu dan direncanakan dengan baik dapat diterima sebagai sistem penyediaan air.

Untuk bahaya kebakaran bangunan perkantoran, penyediaan air harus mampu mengalirkan air dengan kapasitas 225 liter/menit dan bertekanan 2,2 kg/cm2 ditambah tekanan air yang ekivalen dengan perbedaan tinggi antara katup kendali dengan springkler tertinggi. Pompa kebakaran harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga mudah dicapai didalam bangunan perkantoran atau ditempatkan di dalam bangunan tahan api diluar bangunan perkantoran. Pompa kebakaran tidak boleh digunakan untuk keperluan lain diluar keperluan kebakaran, untuk bahaya kebakaran bangunan perkantoran ukuran minimum pipa hisap adalah 65 mm. Pompa harus dijalankan oleh motor listrik atau motor diesel dan pompa joki dijalankan oleh motor listrik dimana kapasitas tangki bahan bakar untuk motor diesel untuk bahaya kebakaran bangunan perkantoran adalah 3 jam (mengacu pada SNI 03-3989-2000)

PERSYARATAN INSTALASI
Seluruh pemipaan sistem springkler harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dikeringkan, sejauh memungkinkan seluruh pemipaan harus diatur untuk dapat dikeringkan melalui katup pengering yang berukuran sekurang-kurangnya 50 mm untuk hunian bangunan perkantoran dan semua katup yang disambungkan pada penyediaan air dan pipa penyediaan sistem springkler harus dari jenis katup penunjuk yang menunjukkan keadaan katup terbuka atau tertutup yang dibenarkan. Jarak maksimum antara gantungan tidak boleh lebih dari 3,5 mm untuk pipa berukuran 25 mm dan 32 mm, serta tidak lebih dari 4,5 mm untuk pipa berukuran 40 mm dan yang lebih besar (mengacu pada SNI 03-3989-2000), untuk pipa tegak harus ditahan dengan pengikat langsung pada pipa tegaknya atau dengan gantungan yang ditempatkan pada offset datar yang dekat pada pipa tegak, penahan pipa tegak harus disediakan pada setiap lantai dan pemasangan klem penahan pipa pada bagian bangunan harus kuat menahan pipa.

Perencanaan splinker sebagai berikut:

S = Perencanaanpenempatankepalasprinkler padapipacabang.
D = jarakantaraderetankepalasprinkler.

Nilai S danD :
1. Untuk bahaya kebakaran ringan, maksimum4,6 m
2.Untuk bahaya kebakaran sedang, maksimum 4,0 ma
3. Untuk bahaya kebakaran berat, maksimum 3,7 ma

Perencanaan sprinkler

1. Arah pancaran ke bawah, karena kepala sprinkler di letakkan pada atap ruangan.
2. Kepekaan terhadap suhu, warna cairan dalam tabung gelas berwarna Jingga pada suhu 53oC.
3. Sprinkler yang dipakai ukuran ½” dengan kapasitas(Q) = 80 liter/ menit.
4. Kepadatan pancaran = 2,25 mm/ menit.
5. Jarak maksimum antar titik sprinkler 4,6 meter.
6. Jarak maksimum sprinkler dari dinding tembok 1,7 meter.
7. Daerah yg dilindungi adalah semua ruangan kecuali kamar mandi, toilet dan tangga yang diperkirakan tidak mempunyai potensi terjadinya kebakaran.
8. Sprinkler overlap ¼ bagian
Contoh perhitungan sprinkler :
1. luas lantai yang direncanakan adalah 555 m2(luas total) –41 m2(luas toilet)= 514 m2
2. Satu buah sprinkler mampu mencakup area sebesar 4,6 m x 4,6 m
3. Direncanakan antara satu sprinkler dengan sprinkler yang lain terjadi overlapping sebesar ¼ area jangkauan, sehingga tidak ada titik yang tidak terkena pancaran air.

Maka area jangkauan sprinkler dapat dihitung sebagai berikut :
X = 4,6 m –(1/4 x 4,6 m)
= 4,6 m –1,15 m
= 3,45 m
Maka, L = 3,45 m x 3,45 m
= 11,9 m2
Jadi Jumlah Sprinkler yang dibutuhkan := 514 m2 /11,9 m2 
= 37,64 atau 38 buah Sprinkler
dan sebagai tambahan untuk Volume kebutuhanair sprinkler per gedung :
V = Q x T
Dimana, V = Volume kebutuhanair (m3)
Q = Kapasitasair (dm3/menit)
Q = Q tiapsprinkler x Jumlahsprinkler yang pecah
= 80 dm3/menitx 12 sprinkler (1 zonaaktif)
= 960 dm3/menit
T = Waktuoperasisistem= 30 menit
V(kebutuhanair) = Q x T x 2 gedung
= 960 dm3/menitx 30 menitx 2 gedung
= 57600 dm3

= 57,6 m3

1 komentar:

Postingan yang terbaru

Apa itu Safety Maturity Model?