Hydrant merupakan sebuah terminal air untuk bantuan darurat ketika
terjadi kebakaran. Hydrant berfungsi untuk mempermudah proses penanggulangan
ketika musibah kebakaran terjadi. hydrant adalah fasilitas wajib bagi ruang
public seperti pasar tradisional maupun modern, pertokoan, bahkan lingkungan perumahan
pun harusnya memiliki fasilitas hydrant.
Hydrant dikenal bahasa
sehari-hari sebagai plug di Amerika Serikat atau sebagai johnny pump di New York, adalah perlindungan ukuran api aktif, dan sumber air yang disediakan di sebagian besar kota, daerah pinggiran kota dan pedesaan dengan layanan air kota untuk memungkinkan petugas pemadam kebakaran untuk mendapat pasokan air kota dalam membantu memadamkan api.
sehari-hari sebagai plug di Amerika Serikat atau sebagai johnny pump di New York, adalah perlindungan ukuran api aktif, dan sumber air yang disediakan di sebagian besar kota, daerah pinggiran kota dan pedesaan dengan layanan air kota untuk memungkinkan petugas pemadam kebakaran untuk mendapat pasokan air kota dalam membantu memadamkan api.
Konsep fire plug setidaknya pada abad ke-17. Ini adalah saat ketika
petugas pemadam kebakaran menanggapi panggilan akan menggali ke listrik air
kayu dan buru-buru menggali lubang untuk mengamankan air guna memadamkan
kebakaran. Air akan mengisi lubang menciptakan sebuah sumur sementara, dan akan
diangkut dari sumur ke api oleh brigade ember atau, kemudian, dengan dipompa.
Lubang-lubang yang kemudian terpasang dengan sumbat, biasanya redwood, yang
dari waktu ke waktu kemudian dikenal sebagai Fire Plug. Lokasi steker sering
dicatat atau ditandai sehingga bisa digunakan kembali dalam kebakaran mendatang.
Ini adalah sumber dari fire plug istilah sehari-hari masih digunakan untuk fire
hydrant hari ini. Setelah Kebakaran Besar London pada tahun 1666, kota dipasang
jalur air dengan lubang dibor pada interval, dilengkapi dengan anak tangga,
memungkinkan jalur akses untuk fire plug dari permukaan jalan.
Penemuan Hydrant Pillar biasanya dikreditkan ke Frederick Graff Sr,
Chief Engineer dari Water Works Philadelphia sekitar tahun 1801. Itu kombinasi
selang / keran stopkontak dan desain “wet barrel” dengan katup di atas.
Dikatakan bahwa Graff memegang paten pertama untuk hydrant, tetapi hal ini
tidak dapat diverifikasi karena kantor paten di Washington DC terbakar pada
tahun 1836 menghancurkan catatan banyak paten dari periode dalam proses.
Jenis fire hydrant equipment diantaranya adalah:
pillar
Tersedia dalam tiga model yaitu:
- Hydrant Pillar Model One Way, yaitu memiliki satu lobang saluaran air;
- Hydrant Pillar Model Two Way, yaitu memiliki dua lobang saluran air; dan
- Hydrant Pillar Model Three Way yaitu memiliki tiga lubang saluran air.
Box
Hydrant Box Type A1, A2 dan B biasa digunakan untuk di dalam ruangan
dan Hydrant untuk Type C digunakan untuk diluar ruangan.
Spareparts
- Hydrant valve, yaitu alat yang berfungsi mengatur (membuka/ menutup) jalur air;
- hose rack dengan ukuran size 1,5” dan 2,5”;
- Pillar Hydrant keys, Lock (Kunci);
- branch pipe jet nozzle dengan size 1,5” dan 2,5”;
- spray nozzle Size 1,5” dan 2,5”;
- Fire Hose + Coupling dengan size 1,5”x20m, 1,5”x30m, 2,5”x20m dan 2,5”x30m; dan
- Siemese Connection dengan type S7 dan S11
Fire alarm system
Fire Alarm System berfungsi untuk memberikan tanda bahaya (alert) bila
terjadi potensi kebakaran dan kebocoran gas dengan mendeteksi adanya asap yang
bergumpal (smoke detector), temperatur yang tinggi (heat detector), dan adanya
gas yang beracun/ berbahaya (gas detector).
Sistem alarm kebakaran (Fire Alarm) adalah merupakan suatu sistem wajib
dimiliki oleh perkantoran, gedung bertingkat maupun area publik lainnya yang
dimana system ini adalah sebagai indikator awal dari terjadinya kebakaran.
Dengan menggunakan sistem ini diharap dapat mencegah kebakaran yang dapat
menghilangkan asset baik materi maupun nyawa seseorang dengan mengetahui
potensi bahaya kebakaran sejak dini. Sistem ini di bagi menjadi tiga jenis yakni
:
- Conventional system;
- Semi addressable system;
- Full addressable system.
Fire alarm panel
Fire alarm panel adalah perangkat elektronik yang memancarkan sinyal
alarm jika terjadi kebakaran. Perangkat ini tersedia dalam 2 jenis:
Conventional: Setiap perangkat dikelompokkan dalam zona / kelompok.
- RP-2001E (for Deluge System);
- RP-2002E (for Suppression System);
- SFP-2402E;
- SFP-2404E;
- SFP-5UDE; dan
- SFP-10UDE
Addressable: Setiap perangkat memiliki identifikasi sendiri / alamat.
- NFS-320E;
- NFS2-640E; dan
- NFS2-3030E
Fire Alarm Detector
Kidde smoke detector
Tingkat Suhu: Berkala mendeteksi kenaikan suhu pada kisaran suhu
tertentu dan jangka waktu tertentu. Prinsip kerja sensor yang akan memancarkan
sinyal alarm setelah mendeteksi tingkat kenaikan suhu mencapai nilai yang
ditetapkan, misalnya 8o C / menit. Suhu Tetap. Mendeteksi kenaikan suhu setelah
suhu mencapai suhu preset, misalnya 57o C atau 90o C. Prinsipnya bahwa sensor
akan memancarkan sinyal alarm setelah mendeteksi kenaikan nilai suhu yang
ditetapkan tercapai.
flame detector
Detektor bereaksi terhadap kedua sinar radiasi yaitu UV dan radiasi api
IR memberikan pemantauan kebakaran yang akurat dan dapat diandalkan, namun
kebal terhadap arc welding, radiasi panas suhu tubuh, petir atau sinar
matahari.
HSSD (High Sensitivity Smoke Detector)
Ribuan kali lebih sensitif daripada detektor asap konvensional.
Dirancang untuk fasilitas penting, seperti:
museum, penyimpanan catatan, perpustakaan buku langka, kamar kontrol
proses, pusat pengolahan data, gudang, kubah transformator, kandang motor dan
peralatan pembangkit listrik, ruang komputer.
HSSD ini Aktif versus pasif deteksi. Alarm akan mengalami sedikit
gangguan sedikit jika kurang pemeliharaan. Dan merupakan sebuah bagian integral
dari perlindungan kebakaran yang baik.
Fire Alarm Sounder
- Bell, yaitu Low current, high decibel notification, Memberikan nada resonan yang keras, Instalasi Sederhana come pre-wired untuk mengurangi waktu di design untuk digunakan dengan pengawasan sirkuit.
- Bell adalah peralatan untuk digunakan dalam sistem kebakaran dan pencurian atau aplikasi sinyal lainnya.\
- Horn – 103dB, Explosion Proof, High Output, yaitu alat Relatif ringan, flameproof horns telah dirancang dengan rating tinggi untuk mengatasi cuaca dengan kondisi lingkungan yang keras ditemukan lepas pantai dan daratan di industri minyak, gas dan petrokimia.
- Alat ini memungkinkan DB1P dan DB1HP harus diaktifkan antara dua nada yang dipilih dengan baik dalam membalikkan polaritas pasokan, atau menghubungkan pasokan tegangan kedua. Output tinggi DB1 HP sangat cocok untuk lingkungan yang bising.
- Horn Strobe, yaitu akan ditransfer sebagai alat pemberitahuan sinyal primer dan sesuai dengan Disabilities Act persyaratan untuk peralatan sinyal, berkedip pada 1Hz atas rentang tegangan seluruh strobo operasi. Lampu strobo terdiri dari tabung xenon flash dan lensa terkait / reflektor sistem, strobo harus didukung secara independen dan lebih sehat.
- Horn harus memiliki kemampuan mendengar tiga pilihan dan pilihan untuk beralih di antara tiga pola-temporal dan non-temporal (kontinu) pola. Horn pada model Horn strobe akan beroperasi pada power supply kode atau non-kode. Horn strobo harus terdaftar untuk UL 1971 dan UL 464 dan harus disetujui untuk layanan pelindung api.
Sistem Pemadam Kebakaran Pada Gedung
Di Jakarta, ibukota Indonesia sudah banyak gedung tinggi, mall dan
apartemen. Setiap bangunan yang didirikan pasti memiliki izin pembangunan dan
sertifikasi keamanan. Salah satu sertifikasi keamanan yang di perlukan yaitu
tentang sistem proteksi kebakaran.
Suatu bangunan gedung memiliki potensi terjadinya kebakaran. Terlebih
lagi jika bangunan tersebut terbuat dari material yang mudah terbakar atau
digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008 tentang
persyaratan sistem pengamanan kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan
dijelaskan bahwa:
Pengelolaan sistem pencegahan kebakaran adalah upaya mencegah
terjadinya musibah kebakaran atau meluasnya area kebakaran ke ruangan lain,
atau upaya pencegahanya meluasnya kebakaran ke gedung atau bangunan lainnya.
Gedung perkantoran, apartemen, gedung kantor bahkan mall pasti
mempunyai sistem proteksi kebakaran tersediri. Manfaat utama sistem pemadam
kebakaran adalah untuk pencegahan serta perlindungan terhadap kebakaran.
Mencegah kebakaran pada gedung dapat dilakukan dengan dua cara yaitu..
Fire Sytem Security
Langkah pertama adalah melengkapi bangunan dengan Fire Security System
seperti peralatan pemadam kebakaran yang lengkap yang dapat bekerja secara
otomatis seperti:
Detector Api,
Sprinkle,
Alarm Asap,
Ataupun secara manual seperti :
Fire Hydrant
Fire Extinguisher atau Alat Pemadam Api
Fire Alarm Button
Fire Axe
Rancangan Bangunan
Langkah kedua yang dapat dilakukan melalui sistem perancangan bangunan yaitu sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilakukan melalui komponen bangunan dari segi arsitektur dan struktur bangunan. Seperti:
Logo Emergency Exit
Emergency Exit Logo
Memisahkan jarak antara barang-barang yang mempunyai resiko kebakaran
yang tinggi.
Memasang Fire Profing untuk struktur bangunan.
Merancang Explotion-proof atau alat anti peledak pada produk elektrik
di daerah beresiko terbakar . Membuat Emergency Exit yang dapat digunakan saat
keadaan darurat.
Gedung haruslah diproteksi melalui penyediaan sarana dan prasarana
proteksi kebakaran dan kesiagaan maupun kesiapan pengelola, penghuni atau
penyewa bangunan dalam mengantisipasi dan mengatasi kebakaran.
Kedua langkah tersebut harus telah direncanakan pada saat proses desain
atau rancangan bangunan pada saat awal pembangunan. Selain dari proteksi
kebakaran, biasanya gedun pun di tingkatkan keamanannya dengan sistem
intergrasi CCTV dan Brankas untuk memaksimalkan tingkat keamanan pada gedung
itu sendiri.
Sistem Sprinkler dan Hydrant
Sistem distribusi air pemadam kebakaran diambil dari groundtank /
reservoir menggunakan pompa Fire Main Pump, Diesel Fire Pump dan Jocky Pump.
Sistem instalasi pipa kebakaran ini bisa tersendiri [ main pump hydrant dan
main pump sprinkler ] atau bisa menjadi satu dengan melalui pipa header [ fire
main pump, diesel fire pump dan jocky pump ] dan instalasi ini terhubung dengan
pressure tank , pada pressure tank terpasang pressure swicth yang digunakan
untuk mengoperasikan pompa secara otomatis dan di-set sesuai dengan tekanan [
standat instalasi pipa gedung ] kemudian pipa header dibagi menjadi dua
instalasi pipa yaitu pipa hydrant [warna merah] dan pipa sprinkler [warna
orange].
1.Pipa Sprinkler
Instalasi pipa ini berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara otomatis
disetiap ruangan melalui head sprinkler , pipa sprinkler dipasang pada setiap
lantai [dalam flapon] dengan jarak antara 3 sampai 5 meter , bila terjadi
kebakaran pada salah satu lantai maka panas api dari titik kebakaran akan
memecahkan head sprinkler.
2.Pipa Hydrant
Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi
kebakaran secara manual dengan menggunakan hydrant box , hydrant box ini
tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat.
Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang alat bantu control manual call point, alarm bell serta indicating lamp dan untuk diluar gedung [ area taman / parkir ] terpasang hydrant pillar serta hose reel cabinet.
Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang alat bantu control manual call point, alarm bell serta indicating lamp dan untuk diluar gedung [ area taman / parkir ] terpasang hydrant pillar serta hose reel cabinet.
3.Jocky Fire Pump
Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank.
4.Main Fire Pump
Digunakan sebagai pompa utama , bila tekanan / pressure tank turun setelah jocky pump tidak sanggup lagi mengatasi [ jocky pump akan mati sesuai dengan setting pressure tank ] maka main pump akan bekerja.
5.Diesel Fire Pump
Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakkan atau
gagal operasional [listrik padam] dan pompa main pump serta jocky pump berhenti
bekerja mensupply air maka diesel fire pump akan melakukan start secara
otomatis berdasarkan pressure swicth . Bekerjanya diesel fire pump secara
otomatis menggunakan panel diesel stater, panel ini juga melakukan pengisian
accu/me-charger accu dan dapat bekerja secara manual dengan kunci stater pada
diesel tersebut . Untuk perawatan pada diesel fire pump ini dilakukan pemanasan
setiap minggu [2xpemanasan] ,sebelum dilakukan pemanasan diesel dilakukan
pemeriksaan pada accu, pendingin air [air radiator] dan peng-checkkan pada
pelumas mesin [oli mesin].
6.Siemense Conection
Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa [diesel fire pump, fire main
pump dan jocky pump] tidak bisa di operasional / gagal bekerja pmaka dilakukan
pengisian air kedalam jaringan pipa dari mobil pemadam kebakaran/ pompa
cadangan lain untuk menggantikan fungsi peralatan yang ada dalam keadaan
emergency , siemese conection dipasang pada instalasi pipa sprinkler dan
hydrant.
7.Sistem Fire Alarm
Fire alarm adalah merupakan sistem untuk membantu pemilik gedung untuk mengetahui secepatnya suatu sumber kebakaran , sehingga sebelum api menjadi besar pemilik gedung sudah dapat mengambil tindakan pemadaman.
Sistem ini memakai panel kontrol [ MCFA ] yang biasanya dikontrol dari ruang teknik dan panel Annuciator [panel kontrol tambahan] di pasang di ruang posko security agar petugas keamanan juga bisa cepat mengetahui lokasi kebakaran pada setiap lantai
Sistem Hydrant
Hydrant adalah sistem pemadam api yang menggunakan media air, secara sistemnya tidak berbeda dengan sistem pompa air yang ada dirumah, dimana terdiri atas:
- Tempat penyimpanan air (Reservoir)
- Sistem distribusi
- Sistem pompa hydrant
Berikut akan dijelaskan masing-masing dari system tersebut:
- Tempat penyimpanan air (Reservoir)
Reservoir merupakan tempat
penampungan air yang akan digunakan dalam proses pemadaman kebakaran. Biasanya reservoir
ini berbentuk satu tanki ataupun beberapa tangki yang terhubung satu dengan
yang lainnya. Reservoir ini bisa berada di atas tanah maupun dalam tanah. Dan
harus dibuat sedemikian rupa hingga dapat menampung air untuk supply air
hydrant selama minimal 30 menit penggunaan hydrant dengan kapasitas minimum
pompa 500 galon per menit. Selain itu
reservoir juga harus dilengkapi dengan mekanisme pengisian kembali dari
sumber-sumber air yang dapat diandalkan untuk menjaga level air yang tersedia
dalam reservoir. Mekanisme pengisian reservoir ini terdiri dari sistem pompa
yang dihubungan dengan sumber air yang dapat diandalkan misalnya dengan air
tanah, air sungai, dll.
- Sistem Distribusi
Untuk mendukung proses dan sistem
kerja hydrant, diperlukan sistem distribusi yang menggunakan pipa untuk
menghubungkan sumber air hingga ke titik selang hydrant. Dalam perancangan
jaringan pipa hydrant, yang terbaik adalah menggunakan system jaringan
interkoneksi tertutup contohnya sistem ring atau O. Sistem ini memberikan beberapa
keunggulan, contohnya adalah sebagai berikut:
- Air tetap dapat didistribusikan ke titik hydrant walaupun salah satu area pipa mengalami kerusakan.
- Semburan air hydrant lebih stabil, meskipun seluruh titik hydrant dibuka.
Sistem pipa utama (primary feeders) dari hydarant biasanya berukuran 12-16 inch. Pipa sambungan ke dua (secondary feeders) biasanya berukuran 8-12 inch. Sedangkan untuk cabang pipa biasanya berukuran 4.5-6 inch. Pada ujung pipa hydrant tersambung dengan pilar hydrant. Disamping pilar hydrant terpasang box yang digunakan untuk menyimpan selang hydrant (hose). Selang ini terbuat dari bahan kanvas yang panjangnya berkisar 20-30 meter.
Untuk mendukung supply air hydrant,
dibuatlah suatu sambungan pipa yang berinterkoneksi dengan sistem pipa hydrant
yang disebut sambungan Siamese. Sambungan ini terdiri dari satu / dua sambungan
pipa yang fungsinya adalah untuk memberikan supply air tambahan pada sistem
hydrant. Sambungan ini sangat berguna bagi petugas pemadam kebakaran untuk
memberikan supply air tambahan melalui mobil pemadam kebakaran atau sistem
pilar hydrant umum.
- Sistem pompa hydrant
Sistem ini terdiri atas panel
kontrol pompa, motor penggerak, dan unit pompa. Pompa dikontrol melalui sistem
panel kontrol, sehingga dapat menghidupkan serta mematikan keseluruhan system
dan juga untuk mengetahui status dan kondisi pompa. Motor penggerak pompa
merupakan sistem mekanik elektrik yang mengaktifkan pompa untuk menyedot dan
menyemburkan air.
Unit pompa untuk hydrant biasanya
terdiri dari:
- Pompa Generator
Digunakan sebagai sumber tenaga
cadangan pada saat listrik mati
- Pompa Utama
Digunakan sebagai penggerak utama
untuk menyedot air dari sumber ke titik hydrant
- Pompa Jockey
Digunakan untuk mempertahankan
tekanan air pada sistem hydrant
Sistem Sprinkler
Sistem Pada
Sprinkler :
1. Wet Riser System :
Seluruh instalasi
pipa sprinkler berisikan air bertekanan dengan tekanan air selalu dijaga pada
tekanan yang relatif tetap
2. Dry Riser System :
Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak
berisikan air bertekanan, peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara
otomatis jika instalasi fire alarm memerintahkannya.
- Pada umumnya gedung bertingkat menggunakan sistim Wet Riser.
- Pada umumnya gedung bertingkat menggunakan sistim Wet Riser.
- Pada sistem
dilengkapi Fire Brigade Connection yang diletakkan diluar bangunan.
PERALATAN UTAMA DAN FUNGSI
1. Pompa kebakaran terdiri dari Electric Pump, Diesel Pump & Jockey Pump.
- Apabila tekanan didalam pipa menurun, maka secara otomatis Jockey pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa.
- Jika
tekanan terus menurun (misal glass bulb pada kepala sprinkler pecah) maka pompa
kebakaran utama akan bekerja dan otomatis pompa jockey berhenti.
- Apabila
pompa kebakaran utama gagal bekerja setelah 10 detik, kemudian pompa cadangan
Diesel secara otomatis akan bekerja.
- Jika
kedua pompa tersebut gagal bekerja, alarm akan segera berbunyi dengan nada yang
berbeda dengan bunyi alarm sistim, untuk memberi tahukan kepada operator akan
adanya gangguan.
-
Sistim bekerja pompa Fire Hydrant adalah “Start otomatis” dan “Mati secara
Manual”.
- Pada saat
pompa kebakaran utama bekerja, wet alarm valve akan terbuka dan segera
membunyikan alarm gong. Aliran didalam pipa cabang akan memberi indikasi pada
flow switch yang terpasang pada setiap cabang & dikirim ke panel fire alarm
untuk membunyikan alarm pada lantai bersangkutan.
2. Pressure Switch
: Alat kontrak yang bekerja akibat perubahan tekanan.
3. Manometer : Alat
untuk membaca tekanan
4. Time delay relay
: Alat relay yang bekerja berdasarkan seting waktu yang sudah ditentukan.
5. Safety valve : Alat pelepas tekanan lebih
5. Safety valve : Alat pelepas tekanan lebih
6. Pressure Reducing Valve : Alat pembatas tekanan
7. Kepala Sprinkler (Head Sprinkler) : Alat pemancar air yang bekerja setelah pecahnya bulb akibat panas yang ditimbulkan oleh kebakaran. Ukuran kepala sprinker 15 mm, kepadatan pancaran 5 mm/mnt, area kerja maks. 144 m2, laju aliran 725 lt/mnt dan setiap katup kendali jumlah maks. adalah 1.000 buah kepala sprinkler.
Hingga saat ini Sprinkler masih diperlukan pada bangunan gedung, karena sistem sprinkler otomatik telah terbukti paling efektif dalam memadamkan kebakaran. Namun sangat disayangkan jika masih banyak stakeholders (pemilik, bahkan konsultan dan instansi berwenang) menganggap bahwa sprinkler tidak efektif dan memakan biaya besar, sehingga menggantinya dengan sistem lain.
Sistem sprinkler otomatik adalah adalah kombinasi dari deteksi panas dan pemadaman, ia bekerja secara otomatik penuh tanpa bantuan orang atau sistem lain. Sehingga system ini merupakan sistem penanggulangan/ pemadaman kebakaran yang paling efektif dibandingkan dengan sistem hidran dan lainnya. Sebuah studi di Australia & New Zealand memberikan angka keberhasilan mencapai 99% (Marryat, 1988).
Studi lain di USA (NFPA, 2001) menyimpulkan bahwa sprinkler mampu membatasi kebakaran pada area of origin pada tingkat 90% dibanding tanpa sprinkler yang hanya 70%. Semua building code di dunia mempersyaratkan proteksi sprinkler di bangunan tinggi, bahkan sekarang di USA sudah mulai digalakkan sprinkler untuk residensial tunggal dengan ketinggian satu sampai dua tingkat.
Fenomena kebakaran adalah sedemikian sehingga bila dalam waktu 5 menit kebakaran tidak dapat dikendalikan atau dipadamkan pada area of origin, maka kemungkinan besar kebakaran akan menyebar ke seluruh lantai dan bangunan. Sementara itu waktu tanggap sprinkler adalah waktu yang diperlukan untuk mengendalikan atau memadamkan kebakaran secara otomatik. Banyak kejadian dilaporkan bahwa ketika petugas pemadam tiba di tempat, api telah padam oleh sprinkler (NFPA Journal).
Sistem deteksi dan alarm tidak berfungsi sebagai alat pengendali/ pemadam, namun lebih berfungsi sebagai pemberi peringatan pada penghuni bangunan agar segera menyelamatkan diri. Sedangkan regu pemadam yang menggunakan APAR (fire extinguisher) dan hidran belum dapat menggantikan sprinkler karena masih dipengaruhi oleh faktor manusia (terutama waktu tanggap dan human error).
Komponen biaya paling besar dari sistem sprinkler adalah pompa kebakaran dan panelnya, pemipaan berikut katupnya, serta sering digunakannya katup kontrol tekanan (PRV) dalam rancangan secara indiskriminatif. Penggunaan PRV ini dapat dihindari dengan sistem zona, di mana tekanan kerja setiap zona adalah maksimum 175 psi (12 bar), yaitu sama dengan tekanan kerja maksimum kepala sprinkler.
Justru PRV dipersyaratkan digunakan di sistem hidran bila tekanan pada kotak hidran bangunan melebihi 6,9 bar (SNI 03-1745-2000). Selain itu, sistem sprinkler otomatik boleh dikombinasikan dengan sistem pipa tegak atau slang (hidran) dengan menggunakan hanya satu set pompa kebakaran untuk keduanya sprinkler dan hidran (SNI 03-1745-2000).
Bila bangunan telah diproteksi oleh sprinkler, maka persyaratan lain seperti ketahanan api, kompartemen, dan sistem deteksi serta alarm menjadi lebih ringan (NFPA 101). Misalnya untuk kelas hunian apartemen, ketahanan api dinding apartemen boleh 1 jam atau bahkan 4 jam. Serta deteksi boleh hanya memakai detektor asap (kecuali untuk ruang tertentu yang karena fungsinya harus menggunakan detektor panas). Dengan demikian sesungguhnya sistem sprinkler tidak memakan biaya besar dari total nilai proyek keseluruhan.
Konsep fire safety
di bangunan menurut pendekatan sistemik (NFPA 550) terbagi menjadi 2 bagian
utama yaitu (a) Pencegahan penyalaan, dan (b) Pengelolaan pengaruh kuat
(impact) kebakaran. Pencegahan termasuk pengendalian sumber panas-energi,
pengendalian interaksi sumber-bahan bakar, dan pengendalian bahan bakar. Atau
dengan kata lain berarti fire safety housekeeping, dan sistem proteksi pasif
atau kompartemenisasi.
Kota-kota besar di
USA seperti Los Angeles dan New York, yang sebelumnya hanya mengandalkan sistem
proteksi pasif atau kompartemenisasi dan sistem deteksi dan alarm serta sistem
hidran, sekarang mempersyaratkan proteksi dengan menggunakan sprinkler. Di Singapore
memang sprinkler merupakan opsi untuk bangunan hunian apartemen, akan tetapi
komponen utama sistemnya tetap dipasang (pompa kombinasi dengan pompa hidran,
dan pipa tegak serta pipa cabang utama), kecuali pipa cabang akhir dan kepala
sprinkler yang merupakan opsi dan masih ada persyaratan lainnya yang harus
dipenuhi.
Prinsip kerja
sprinkler memanfaatkan teori kebakaran kompartemen (SFPE Handbook of Fire
Protection Engineering, 3rd Edition, 2002). Kebakaran di lantai akan membuat
asap dan udara ruangan terikutkan mengapung ke atas yang dinamakan plume. Bila
plume membentur langit-langit, maka terjadi aliran udara panas secara radial
pada atau dekat dengan langit-langit. Aliran udara panas ini dinamakan ceiling
jet dan terjadi pada ketebalan maksimum 30 cm dari langit-langit.
Bila ceiling jet mengenai kepala sprinkler maka terjadi perpindahan kalor secara konvektif dari ceiling jet ke elemen sensor panas sprinkler (fusible link atau glass bulb) yang menyebabkan temperaturnya akan naik dari sebelumnya sama dengan temperatur ruangan. Elemen sensor panas ini mempunyai temperatur kerja nominal yang bermacam-macam dari 57°C s/d 343°C, dapat diplih tergantung dari rancangan bahaya kebakaran huniannya.
Bila ceiling jet mengenai kepala sprinkler maka terjadi perpindahan kalor secara konvektif dari ceiling jet ke elemen sensor panas sprinkler (fusible link atau glass bulb) yang menyebabkan temperaturnya akan naik dari sebelumnya sama dengan temperatur ruangan. Elemen sensor panas ini mempunyai temperatur kerja nominal yang bermacam-macam dari 57°C s/d 343°C, dapat diplih tergantung dari rancangan bahaya kebakaran huniannya.
Kepala sprinkler
akan beroperasi bila temperatur elemen sensor panasnya telah naik mencapai
temperatur kerja nominalnya. Untuk hunian apartemen, umumnya digunakan
temperatur nominal 57°C atau 68°C. Prinsip operasi sprinkler ini sama persis
dengan prinsip operasi detektor panas lain seperti yang digunakan dalam sistem
deteksi dan alarm. Oleh karena itu, bila bangunan telah diproteksi oleh
sprinkler maka tidak perlu lagi dilengkapi dengan detektor panas dan hanya
perlu dilengkapi dengan detektor asap.
Bila kebakaran
terus terjadi, maka di dalam ruangan/ kompartemen akan terbentuk 2 lapisan
yaitu, (a) lapisan asap di atas, dan (b) lapisan relatif bebas asap di
bawahnya. Temperatur dan ketebalan lapisan asap akan naik dan terus bertambah
selama terjadi kebakaran. Sedangkan temperatur lapisan bebas asap di bawahnya
relatif sama dengan temperatur ruangan.
Pada saat sprinkler
beroperasi, temperatur ruangan (bukan temperatur nyala api) relatif tidak
berubah atau kenaikannya tidak besar, kecuali terjadi kegagalan sistem
sprinkler sehingga kebakaran tidak padam dan lapisan asap akan terus turun ke
lantai. Hal ini dapat diprediksikan dengan program simulasi kebakaran di
kompartemen (Program CFAST dan ASET).
Meskipun persentase
kegagalan sprinkler adalah sangat kecil dibanding keberhasilannya, sprinkler
dapat gagal terutama karena sebab-sebab berikut, pertama, kesalahan rancangan,
sistem sprinkler haras dirancang sesuai dengan tingkat resiko bahaya kebakaran
bangunan. Misalnya bangunan dengan hunian apartemen di atas dan paserba di
podium, mempunyai risiko bahaya yang berbeda, dengan demikian rancangan
densitasnya pun berbeda.
Kedua, kesalahan
instalasi, pengawasan pelaksanaan di lapangan kuang, misalnya posisi kepala
sprinkler terhadap langit-langit dan rintangan (kolom dan balok struktur) tidak
memenuhi persyaratan instalasi sehingga sangat mengurangi kinerja sprinkler.
Ketiga, tidak adanya program inspeksi, tes dan pemeliharaan berkala yang sesuai
standar (NFPA 25), mengakibatkan sistem tidak beroperasi saat diperlukan bila
terjadi kebakaran.
Dan keempat,
ciri-ciri bangunan seperti arsitektur terbuka sehingga lantai terbuka ke udara
luar, dan kompartemen yang tidak mempunyai ketahanan api (dari bahan mudah
terbakar kayu dan lain-lain). Ciri-ciri tersebut mempengaruhi kinerja sistem
sprinkler.
Springkler
merupakan sistem yang digunakan untuk memadamkan kebakaran pada sebuah
bangunan. Springkler akan secara otomatis menyala bila ada kebakaran yang
terjadi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sistem fire sprinkler :
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sistem fire sprinkler :
• Jenis sistem dan
fungsi bahaya kebakaran
• Perhitungan
hidrolik tiap jenis hunian (bahaya kebakaran ringan Q=225 l/min, p=2.2 kg/cm2;
bahaya kebakaran sedang Q=375 – 1100 l/min, p=1.0 – 1.7 kg/cm2; bahaya
kebakaran berat Q=2300 – 4550 l/min, p=1.8 – 7.3 kg/cm2).
• Kepadatan
pancaran dan kerja maksimum yang diestimasi
• Sistem penyediaan
air
• Penempatan dan
letak kepala sprinkler
• Jenis kepala
sprinkler (57 0C-jingga, 68 0C-merah, 79 0C-kuning, 93 0C-hijau, 141 0C-biru,
182 0C-ungu, 203/260 0C-hitam).
Sedangkan jumlah
maksimum kepala sprinkler yang dapat dipasang pada satu katup kendali untuk
sistem bahaya kebakaran ringan (mengingat topik yang kami analisa adalah hotel)
adalah 500 buah kepala sprinkler. Perlengkapan tanda bahaya untuk sistem
sprinkler harus terdiri dari katup kendali tanda bahaya (alarm control valve)
atau alat deteksi aliran (flow switch) yang dibenarkan dengan perlengkapan yang
diperlukan untuk memberikan suatu isyarat tanda bahaya.
KLASIFIKASI SPRINKLER
Sistem sprinkler terdiri dari 3 klasifikasi sesuai dengan klasifikasi hunian bahaya kebakaran, yaitu :
1. Sistem bahaya
kebakaran ringan
Kepadatan pancaran
yang direncanakan 2.25 mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan
: 84 m2, adapun jenis hunian kebakaran ringan antara lain seperti bangunan
perkantoran, perumahan, pendidikan, perhotelan, rumah sakit dan lain-lain.
2. Sistem bahaya kebakaran sedang
Kepadatan pancaran
yang direncanakan 5 mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan :
72 – 360 m2, sedangkan yang termasuk jenis hunian kebakaran ini adalah :
industri ringan seperti : pabrik susu, elektronika, pengalengan, tekstil,
rokok, keremik, pengolahan logam, bengkel mobil dan lain-lain.
3. Sistem bahaya kebakaran berat
Untuk proses
industri kepadatan pancaran yang direncanakan 7.5 – 12.5 mm/menit, dengan
daerah kerja maksimum yang diperkirakan adalah 260 m2, sedangkan bahaya pada
gudang penimbunan tinggi kepadatan yang direncanakan 7.5 – 30 mm/menit. Daerah
kerja maksimum yang diperkirakan 260 – 300 m2 dengan kepadatan pancaran yang
direncanakan untuk bahaya pada gedung penimbunan tinggi tergantung pada sifat
bahaya barang yang disimpan, adapun yang termasuk jenis hunian kebakaran ini
adalah industri berat seperti : pabrik kimia, korek api, bahan peledak, karet
busa, kilang minyak, dan lain-lain.
Semua ruang dalam bangunan tersebut harus dilindungi dengan sistem sprinkler, kecuali ruang tertentu yang telah mendapat izin dari pihak yang berwenang seperti : ruang tahan api, kamar kakus, ruang panel listrik, ruangan tangga dan ruangan lain yang dibuat khusus tahan api.
JENIS SPRINKLER
#1. Antifreeze
Sprinkler System (a wet system)
Sistem sprinkler
pipa basah yang mempunyai sprinkler otomatis dengan sistem pemipaan yang
mempunyai penyelesaian untuk mencegah pembekuan (antifreeze) dan terhubung
dengan suplai air. Penyelesaian pencegahan pembekuan adalah dengan dibuangnya
bersamaan dengan air saat sistem sprinkler bekerja setelah ada panas dari suatu
kebakaran.
#2. Circulating
Closed – Loop Sprinkler System
Sistem sprinkler
pipa basah yang mempunyai anti proteksi kebakaran yang sudah terhubung ke
sistem sprinkler otomatis dalam sistem susunan yang tersirkulasi (Close loop
piping arrangement) dengan tujuan untuk meningkatkan pemipaan sprinkler ke air
yang ada untuk pemanasan dan pendinginan dimana air terjebak atau tidak bisa
dipindahkan atau digunakan dari sistem tapi hanya disirkulasi melewati sistem
pemipaan.
#3. Combined Dry Pipe – Preaction Sprinkler System
Sistem sprinkler
pipa basah yang dikendali dengan sistem sprinkler otomatis yang sudah terhubung
ke sistem pemipaan yang mempunyai udara di bawah tekanan dengan tambahan sistem
deteksi yang terpasang pada daerah yang sama dengan sistem sprinkler. Cara
kerja dari sistem deteksi memanfaatkan alat trip actuator dengan katup pipa
kering terbuka secara tiba-tiba tanpa kehilangan tekanan udara dalam sistem,
yang juga bisa terjadi dengan cara memasang atau membuka katup udara buang di
ujung dari umpan utama yang mana biasanya pembukaan dari kepala sprinkler.
Sistem deteksi juga melayani secara otomatis sistem fire alarms.
#4. Deluge Sprinkler System
Sistem sprinkler
yang mempunyai sprinkler sistem terbuka yang sudah terhubung pemipaan dengan
suplai air lewat katup yang dibuka oleh sistem deteksi yang terpasang pada
daerah yang sama dengan dengan sprinkler, ketika katup terbuka, air mengalir ke
dalam sistem pemipaan dan dibuang melalui sprinkler jika terjadi kebakaran.
#5. Dry Pipe Sprinkler System
Sistem sprinkler
yang mempunyai sprinkler otomatis yang sudah terhubung dengan sistem pemipaan
yang terdiri dari udara atau gas nitrogen dibawah tekanan, sprinkler akan
terbuka jika tekanan air ke katup terbuka yang diketahui melalui katup pipa
kering lalu air mengalir ke dalam sistem pemipaan dan keluar dari sprinkler
yang terbuka.
#6. Gridded Sprinkler System
Suatu sistem
sprinkler yang mana mempunyai persilangan di pipa utama yang terhubung ke
banyak pipa cabang. Cara kerja sistem sprinkler akan menerima air dari kedua
ujung pipa cabang pada saat cabang lain membantu memindahkan air antara
persilangan utama.
#7. Looped Sprinkler System
Suatu sistem
sprinkler yang mana percabangan utama yang banyak secara bersama-sama untuk
ditetapkan lebih dari satu jalur untuk air yang mengalir ke sistem sprinkler
yang bekerja dan pipa cabang yang tidak terhubung bersama.
#8. Preaction Sprinkler System
Suatu sistem
sprinkler yang dikendalikan secara otomatis dengan sistem pemipaan yang terdiri
dari udara yang bertekanan dan tidak bertekanan dengan tambahan sistem deteksi
yang terpasang dalam area yang sama dengan sprinkler.
#9. Wet Pipe Sprinkler System
Suatu sistem
sprinkler yang dikendalikan secara otomatis dengan sistem pemipaan yang terdiri
dari air yang dihubungkan ke suplai air dan air dibuang lagi secepat mungkin
dari sprinkler yang terbuka akibat panas dari suatu kebakaran.
KOMPONEN SPRINKLER
(1). PIPA PADA
SPRINKLER
dengan jumlah hasil
perhitungan bagi pipa pembagi, maka perhitungan harus dimulai dari pipa cabang
yang terdekat pada katup kendali. Jika pipa cabang atau kepala springkler
tunggal disambung pada pipa pembagi dengan pipa tegak, maka pipa tegak dianggap
sebagai pipa pembagi. Titik desain adalah tempat dimana dimulai perhitungan
pipa pembagi dan pipa cabang. Dalam perhitungan ukuran pipa pada sistem
springkler, ukuran pipa hanya boleh mengecil sejalan dengan arah pengaliran
air.
(2). KEPALA SPRINKLER
(2). KEPALA SPRINKLER
Sifat-sifat aliran
kepala springkler harus berupa penggunaan sebagai kepala springkler pancaran
atas, atau penggunaan sebagai kepala springkler pancaran bawah, atau penggunaan
sebagai kepala springkler dinding, bentuk-bentuk kepala springkler dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
(3). SISTEM PENYEDIAAN AIR
(3). SISTEM PENYEDIAAN AIR
Setiap sistem
springkler otomatis harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya satu jenis
sistem penyediaan air yang bekerja secara otomatis, bertekanan dan berkapasitas
cukup serta dapat diandalkan setiap saat. Sistem penyediaan air harus dibawah
penguasaan pemilik bangunan atau diwakilkan penuh. Air yang digunakan tidak
boleh mengandung serat atau bahan lain yang dapat mengganggu bekerjanya
springkler, sambungan pada sistem jaringan kota dapat diterima apabila
kapasitas dan tekanannya mencukupi serta tangki yang diletakkan pada ketinggian
tertentu dan direncanakan dengan baik dapat diterima sebagai sistem penyediaan
air.
Untuk bahaya kebakaran bangunan perkantoran, penyediaan air harus mampu mengalirkan air dengan kapasitas 225 liter/menit dan bertekanan 2,2 kg/cm2 ditambah tekanan air yang ekivalen dengan perbedaan tinggi antara katup kendali dengan springkler tertinggi. Pompa kebakaran harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga mudah dicapai didalam bangunan perkantoran atau ditempatkan di dalam bangunan tahan api diluar bangunan perkantoran. Pompa kebakaran tidak boleh digunakan untuk keperluan lain diluar keperluan kebakaran, untuk bahaya kebakaran bangunan perkantoran ukuran minimum pipa hisap adalah 65 mm. Pompa harus dijalankan oleh motor listrik atau motor diesel dan pompa joki dijalankan oleh motor listrik dimana kapasitas tangki bahan bakar untuk motor diesel untuk bahaya kebakaran bangunan perkantoran adalah 3 jam (mengacu pada SNI 03-3989-2000)
PERSYARATAN INSTALASI
Seluruh pemipaan
sistem springkler harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dikeringkan,
sejauh memungkinkan seluruh pemipaan harus diatur untuk dapat dikeringkan
melalui katup pengering yang berukuran sekurang-kurangnya 50 mm untuk hunian
bangunan perkantoran dan semua katup yang disambungkan pada penyediaan air dan
pipa penyediaan sistem springkler harus dari jenis katup penunjuk yang
menunjukkan keadaan katup terbuka atau tertutup yang dibenarkan. Jarak maksimum
antara gantungan tidak boleh lebih dari 3,5 mm untuk pipa berukuran 25 mm dan
32 mm, serta tidak lebih dari 4,5 mm untuk pipa berukuran 40 mm dan yang lebih
besar (mengacu pada SNI 03-3989-2000), untuk pipa tegak harus ditahan dengan
pengikat langsung pada pipa tegaknya atau dengan gantungan yang ditempatkan
pada offset datar yang dekat pada pipa tegak, penahan pipa tegak harus
disediakan pada setiap lantai dan pemasangan klem penahan pipa pada bagian
bangunan harus kuat menahan pipa.
Perencanaan splinker sebagai berikut:
S = Perencanaanpenempatankepalasprinkler padapipacabang.
D =
jarakantaraderetankepalasprinkler.
Nilai S danD :
1. Untuk bahaya kebakaran ringan,
maksimum4,6 m
2.Untuk bahaya kebakaran sedang, maksimum 4,0 ma
3. Untuk bahaya kebakaran berat, maksimum 3,7 ma
Perencanaan sprinkler
1. Arah pancaran ke bawah, karena kepala sprinkler di letakkan pada atap ruangan.
2. Kepekaan
terhadap suhu, warna cairan dalam tabung gelas berwarna Jingga pada suhu 53oC.
3. Sprinkler yang
dipakai ukuran ½” dengan kapasitas(Q) = 80 liter/ menit.
4. Kepadatan
pancaran = 2,25 mm/ menit.
5. Jarak maksimum
antar titik sprinkler 4,6 meter.
6. Jarak maksimum
sprinkler dari dinding tembok 1,7 meter.
7. Daerah yg
dilindungi adalah semua ruangan kecuali kamar mandi, toilet dan tangga yang
diperkirakan tidak mempunyai potensi terjadinya kebakaran.
8. Sprinkler
overlap ¼ bagian
Contoh perhitungan
sprinkler :
1. luas lantai yang
direncanakan adalah 555 m2(luas total) –41 m2(luas toilet)= 514 m2
2. Satu buah
sprinkler mampu mencakup area sebesar 4,6 m x 4,6 m
3. Direncanakan
antara satu sprinkler dengan sprinkler yang lain terjadi overlapping sebesar ¼
area jangkauan, sehingga tidak ada titik yang tidak terkena pancaran air.
Maka area jangkauan sprinkler dapat dihitung sebagai berikut :
X = 4,6 m –(1/4 x
4,6 m)
= 4,6 m –1,15 m
= 3,45 m
Maka, L = 3,45 m x
3,45 m
= 11,9 m2
Jadi Jumlah
Sprinkler yang dibutuhkan := 514 m2 /11,9 m2
= 37,64 atau 38
buah Sprinkler
dan sebagai
tambahan untuk Volume kebutuhanair sprinkler per gedung :
V = Q x T
Dimana, V = Volume
kebutuhanair (m3)
Q = Kapasitasair
(dm3/menit)
Q = Q tiapsprinkler
x Jumlahsprinkler yang pecah
= 80 dm3/menitx 12
sprinkler (1 zonaaktif)
= 960 dm3/menit
T =
Waktuoperasisistem= 30 menit
V(kebutuhanair) = Q
x T x 2 gedung
= 960 dm3/menitx 30
menitx 2 gedung
= 57600 dm3
= 57,6 m3
Ahamdulillah bermanfaat
BalasHapus