Minggu, 25 Februari 2018

Senam Ergonomi


Senam Ergonomi


Ergonomi adalah pendekatan natural dalam bekerja, dimana seseorang setelah bekerja akan mengalami kelelahan. Kelelahan ini tentu saja akan mengakibatkan berkurangnya “performance” seseorang dan perlu diantisipasi dengan pendekatan istirahat yang sesuai dengan “Hukum alamiah dalam bekerja”. Umumnya pekerjaan saat ini menciptakan hipomobility dan cenderung memberikan pembebanan statik.

Hasil penelitian di Singapura,
para tenaga kerja banyak yang menderita Sick Building Syndrome (SBS). Keluhan mereka umumnya cepat lelah 45%, hidung mampat 40%, sakit kepala 46%, kulit kemerahan 16%, tenggorokan kering 43%, iritasi mata 37%, lemah 31%, demikian pula penelitian di Paris terhadap 1505 tenaga kerja, 16 % mengalami gangguan musculoskeletal dan 47% diantaranya didominasi oleh gangguan hipomobility. Keadaan ini cenderung menjadi Trigger factor pada kasus Cummulative Traumatik Disorder (CTD).

Ergonomic Exercises


Senam / latihan ergonomi (ergonomic exercises) didesain untuk digunakan saat masa istirahat kerja di tempat kerja (workstation area) dan dapat membantu untuk mengurangi rasa kurang nyaman pada seseorang karyawan, karena melalui desain ini dapat memfasilitasi berkurangnya sakit kepala, strain pada mata, leher, punggung dan pinggang, bahu dan nyeri pada pergelangan tangan Ergonomic exercises berbentuk latihan-latihan yang singkat dan dapat dilakukan secara regular saat waktu-waktu tertentu (istirahat) di tempat kerja.



Tujuan ergonomic exercises adalah tercapainya “pain-free movement” melalui
  • Pembebasan iritasi saraf dan perbaikan fleksibilitas saraf
  • Mencegah pembebanan static
  • Normalisasi mikrosirkulasi saraf
  • Koreksi postural
  • Mobilisasi sendi, jaringan lunak
Prinsip Neurofisiologi dari Ergonomic Exercises


Desain ergonomic exercises menggunakan prinsip contraction-hold-relax yakni proses penyesuian terhadap karakteristik neurofisiologis dari jaringan konraktil, seperti:
  1. The muscle spindle (organ sensoris utama dari otot dan tersusun dari serabut intrafusal dan serabut ekstrafusal). Muscle spindle memonitor kecepatan dan durasi penguluran.
  2. The golgi tendo organ (GTO), merupakan organ yang sensitif terhadap “Tension” otot, dimana saat tension otot berhasil ditimbulkan secara kuat, maka GTO akan menstimulasi rileksasi otot.
Perlu diingat, bahwa latihan ini tidak boleh menimbulkan rasa nyeri dan rasa kurang nyaman.

Mengapa Kita Harus Melakukan Ergonomic Exercises


Seringkali dilupakan bahwa kasus yang ditangani oleh fisioterapis berupa perasaan kurang enak dan limitasi gerak fungsional setelah diberikan treatment yang adekuat seperti nerve mobilitation beberapa saat akan menunjukkan kemajuan yang berarti. Tetapi beberapa hari kemudian akan muncul kembali. Tentunya hal ini akan menimbulkan rasa frustasi bagi kedua belah pihak (fisioterapis dan klien), sehingga dibutuhkan analisis mendalam dan komprehensif segala faktor yang terkait dalam pengentasan masalah klien. Sebagai salah satu rekomendasi yang perlu diberikan adalah perubahan mindset untuk memahami aspek latihan mandiri dan terkontrol, misalnya dengan ergonomic exercises.


Petunjuk Latihan Ergonomic Exercises
  • Kontraksi otot dengan kuat dan rasakan kontraksi tersebut
  • Tahan kontraksi otot tersebut selama 5-10 detik
  • Lemaskan otot tersebut sampai terasa rileks
  • Ulangi latihan tersebut sekali lagi
Prosedur Ergonomic Exercises


A. Tangan dan Pergelangan Tangan


Latihan 1

Ekstensi tangan kemudian buatlah genggaman pada tangan.


Latihan 2

Bengkokkan tangan pada sendi metacarpophalangeal, kemudian pertahankan agar jari-jari tersebut tetap lurus lalu ekstensikan.


Latihan 3

Saling genggamkan kedua tangan, putar tangan hingga telapak tangan menghadap ke atas lalu pertahankan posisi tersebut. Lanjutkan dengan memutar hingga telapak tangan menghadap ke bawah.


Latihan 4

Sendi siku dalam keadaan lurus, pegang tangan dengan tangan yang satu. Tekuk sendi pergelangan tangan sambil mempertahankan posisi tersebut beberapa saat. Pindahkan tangan ke sisi telapak tangan dan dorong ke atas ke arah ekstensi sendi pergelangan tangan dengan tetap mempertahankan posisi tersebut beberapa saat. Lakukan pada ke dua tangan


B. Bahu dan Leher


Latihan 1

Dalam posisi duduk, angkat kedua siku ke atas dan kedua tangan saling digenggamkan di belakang kepala. Tarik siku ke belakang hingga terasa penguluran, kemudian kembalikan posisi siku ke depan hingga keduanya saling bertemu.

Latihan 2

Duduk, posisikan kedua siku sejajar dengan level ketinggian bahu, bengkokkan kedua lengan hingga tangan menyentuh bahu. Kemudian luruskan kembali

Latihan 3

Dalam posisi duduk di atas kursi kerja. Pertemukan kedua tangan dlam keadaan ekstensi di atas kepala, kepala dalam keadaan rileks dan secara perlahan melakukan laterofleksi ke kanan dan kiri. Pertahankan agar posisi tubuh tetap dalam keadaan lurus.


Latihan 4

Dalam posisi duduk, rilekskan bahu kemudian angkat kedua bahu ke atas dan pendekkan leher.


Latihan 5

Duduk dengan kedua tangan pada bagian belakang badan. Satu tangan diletakkan di antara kedua scapula, tangan yang lain mendorong ke bawah dengan dorongan di sekitar siku. Ganti dengan sisi yang lainnya.


Latihan 6

Posisi berdiri atau duduk; palingkan kepala ke kanan dan ke kiri. Pertahankan agar kepala dan tulang belakang tetap lurus.


C. Anggota Gerak Atas


Latihan 1

Duduk, satu tangan menyilangi dada sedangkan tangan yang lain menekan di siku. Palingkan kepala ke arah bahu dari tangan yang sedang diberikan tekanan. Ulangi untuk tangan yang sebelahnya.


Latihan 2

Duduk, kedua siku diangkat selevel ketinggian bahu, putar badan ke kiri dan ke kanan dengan gerakan yang perlahan


Latihan 3

Duduk, kedua siku diangkat sebatas level bahu dan tekuk kedua siku hingga tangan saling bertemu di depan dada. Luruskan legan ke samping dan belakang. Kembalikan kedua lengan ke depan.


D. Pengurangan Ketegangan


Latihan 1

Posisi duduk di kursi, kedua kaki menapak di atas lantai dan tangan di letakkan di kedua lutut. Ekstensikan kedua tungkai dan lengan hingga terulur sepenuhnya, jari-jari tangan dan jari-jari kaki ekstensi kemudian kembali ke keadaan semula lalu rileks.

Latihan 2

Duduk. Secara bergantian ibu jari kaki disentuh dengan tangan yang kontralateral. Sementara tangan yang ipsilateral ke arah atas kepala, sehingga terjadi penguluran secara nyaman pada area trunkus. Kepala harus berpaling melihat tangan yang diangkat

Latihan 3

Ambil waktu sejenak untuk berdiri sambil berjalan beberapa saat untuk membantu meluruskan badan serta melatih tungkai secara general.


Latihan 4

Posisi duduk, kedua tangan disisi belakang badan, satu di sisi atas bahu dan satunya di sisi bawah bahu. Berusahalah untuk saling mempertemukan kedua tangan tersebut. Lakukan untuk tangan satunya dan ulangi latihan tersebut

Rekomendasi tambahan dalam pencegahan CTD pada klien adalah:
  • Hindari beban kerja static saat bekerja
  • Beban angkat dan angkut tidak melebihi standar ILO
  • Pada pekerja computer, istirahatkan mata dengan melihat kejauhan setiap 15-20 menit
  • Istirahat 5-10 menit tiap satu jam kerja.
  • Lakukan peregangan dan senam saat istirahat (ergonomic exercises).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan yang terbaru

Apa itu Safety Maturity Model?