Kamis, 22 Februari 2018

TEORI API (FIRE TRIANGLE & TETRAHEDRON)

TEORI API (FIRE TRIANGLE & TETRAHEDRON)



Fire Triangle & Tetrahedron

Hasil gambar untuk api
Api adalah hasil dari oksidasi cepat pada suhu yang tinggi disertai dengan munculnya produk gas panas dan emisi radiasi yang terlihat maupun tak terlihat. Api dapat terlihat maupun tidak terlihat. Oksidasi umumnya terjadi dalam bentuk karat pada logam, tetapi dalam pembakaran yang menciptakan api, oksidasi berlangsung sangat cepat.

Secara tradisional pada konsep Segitiga Api (Fire Triangle), yang secara visual mewakili Bahan bakar (Fuel), Panas (Heat) dan Oksigen, digunakan untuk melambangkan kondisi yang diperlukan untuk terciptanya api. Api tidak dapat tercipta jika ada bagian dari segitiga yang hilang.


Setelah api telah tercipta, komponen keempat kemudian muncul yaitu reaksi berantai kimia berurutan kompleks (Chemical Chain Reaction). Untuk tujuan pemahaman praktis saja, maka dapat dibayangkan bahwa reaksi keempat ini adalah ‘lem’ yang mencegah tiga komponen lain menjadi berantakan. Jadi ilustrasi yang sekarang digunakan adalah tetrahedron (empat piramida sisi).

Api tidak akan tercipta apabila salah satu komponen segitiga api (oxygen/bahan bakar/panas) hilang
Api tidak akan dapat terus berkobar apabila salah satu komponen tetrahedron (oxygen/bahan bakar/panas/ reaksi kimia berantai) hilang
1.   BAHAN BAKAR bisa berbentuk padat, cair atau gas yang bila dipanaskan mengeluarkan uap mudah terbakar, bahan bakar berasal dari media utama yang dimakan oleh api. Jenis bahan bakar menjadi pembeda dari jenis kebakaran: Kebakaran Kelas A (kayu, kertas, karet, plastik, dll), Kebakaran Kelas B (zat kimia mudah terbakar/ flammable liquid), Kebakaran Kelas C ( gas mudah terbakar dalam tabung gas bertekanan), Kelas D (metal mudah terbakar, magnesium, sodium, potassium)

2.   OKSIGEN biasanya hadir di udara dalam jumlah yang cukup untuk membentuk dan mempertahankan api. oksigen merupakan salah satu gas yang secara normal berada dalam udara bebas dengan konsentrasi 20-21 % dari total gas yang ada dalam udara bebas. Kebakaran terjadi pada kandungan oksigen tertentu yang tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak. Oksigen yang terlalu banyak dapat membuat kebakaran lebih mudah terjadi

3.     PANAS  temperatur kritis harus dicapai untuk pengapian terjadi , tetapi setelah api telah terbentuk, biasanya api tersebut akan mempertahankan panasnya sendiri. Panas dapat muncul dengan sengaja, atau mungkin tidak disengaja. Sebagai contoh, pemanas yang ditempatkan terlalu dekat dengan furniture, gorden atau kertas;  kelebihan beban pada suatu titik rangkaian listrik, dan komputer pribadi yang ditutupi dengan kertas kantor.

4.    REAKSI KIMIA BERANTAI Serangkaian reaksi yang terjadi secara berurutan. Kebakaran hanya dapat bertahan selama reaksi berantai yang mandiri ini dibiarkan berlanjut tanpa gangguan.

Pemadaman api dapat berhasil dengan cara menghilangkan satu atau lebih elemen dari tetrahedron api.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan yang terbaru

Apa itu Safety Maturity Model?